Relationship

Sabtu, 25 Agustus 2012

Makna Hidup: BUKAN KEMAPANAN !!!

Hampir semua orang menginginkankemapanan. Tapi tidak bagi seorangpencari kebenaran sejati. Apalagi ketika dia hidup di negeri di manahukum bersujud kepada uang. Bukan kebenaran dan keadilan yang jadi imam, tapi justru kebatilan yang
bertopengkan kebenaran. Muncullah kehidupan jahiliah yang bertopeng modernisasi, globalisasi, toleransi,emansipasi, kebebasan HAM, dan istilah-istilah topeng lainnya yang penuh kebusukan di dalamnya.
Kesalahan besar jika memilih kemapanan dalam kondisi umat yangseperti itu. Sebaliknya, sosok yang selalu berusaha menciptakan perubahan masyarakat, mengupas dan mengoyak-ngoyak topeng kepalsuan, sosok yang bahkan "anti"
kemapanan; menjadi sosok yang akan menyelamatkan umat. Sosok iinilah yang akan siap mengorbankan segala apa yang dimilikinya, baik jiwa, harta, dan peluang-peluangkehidupan yang menggiurkan.
Allah Ta'ala berifirman:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman jiwa dan harta mereka dengan harga Syurga"
(At Taubah)

Kawan, kisah perantau sejati SalmanAl Farisyi, hendaknya bisa menjadi inspirasi. Dia adalah anak seorang bangsawan terkemuka di Persia dengan agama penyembah api.Hasratnya untuk menemukan kebenaran menjadikannya
meninggalkan kebangsawanannya bahkan rela menjadi budak/hamba sahaya. Setelah meninggalkan Persia, dia pindah ke Mosul, pindah lagi ke Nasibon, lalu Amuria, hingga akhirnya sampai ke Yatsrib, tempat pertemuannya dengan rasulullah saw.
Ketika pertama kali melihat rasulullah saw, dengan segera dia bertanya kepada tuannya, "Ada apa ini? Siapa dia". Pertanyaan itu secara refleks dia lontarkan seakan-akan dia lupa kalo dia adalah budak. Walhasil, bukan jawaban yang dia terima, sebaliknya tamparan dilengkapi ungkapan "apa urusanmu".Kawan, apalah artinya kemapanan jika dia tegak di atas kebatilan. Dan apa salahnya mengorbankan kemapanan demi tegaknya sebuah kebenaran dan keadilan, jika akhirnya diganti oleh Allah dengan Syurga?
Kawan, hidup tidaklah lama. Tidak masalah apakah menjadi seorang pegawai, pengusaha, bos, guru,penulis, atau apa pun itu, yang penting mengemban fungsi "agent of change" atas kemapanan sang topeng kepalsuan. Karena hidup sukses bukan sekali-kali diukur dari materi.
Kesuksesan hidup adalah sukses dalam menapaki ujian demi ujian dengan tetap lurus mencari ridha sang pencipta, Allah Ta'ala.

Tidak ada komentar: